Friday, November 3, 2023

ILMU DIAMBIL DARI DADA GURU

“Ilmu itu diambil dari dada seorang Guru, bukan membacanya sendiri dari kitab-kitab. Bagaimana untuk mendapat ilmu yang berkat? Ianya terletak kepada pergaulan dan adab terhadap Guru. Semakin rapat seorang Murid dengan Guru, maka semakin banyak rahsia seorang Guru diperolehinya.”

[ Habib Ali Bin Abdullah AlAydrus ]

Jauhi Syubahat Agar Jiwa Tenang


عَنْ أَبِي محمد الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّبن أبي طالب رضي الله عنهما قَالَ :حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Daripada Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Talib رضى الله عنه katanya: Aku telah menghafal daripada Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu kerana kebenaran atau kejujuran itu ketenangan dan sifat dusta itu mendatangkan keraguan." 
(HR Tirmizi No: 2518) Status: Hadis Sahih

Pengajaran:

1. Maksud perkataan الريبة adalah meninggalkan apa yang mendatangkan syak (keraguan) dalam hati pada sesuatu perkara dan berpegang kepada sesuatu yang tidak mendatangkan syak (keraguan) pada perkara tersebut.

2. Tinggalkan sesuatu yang syubahat atau meragukan agar jiwa kita sentiasa tenang.

3. Galakan untuk bersifat benar kerana itu adalah sumber kepada kebaikan dan peringatan untuk menjauhi sifat dusta kerana itu adalah punca bagi setiap keburukan.

4. Hendaklah seseorang itu menjauhi perkara yang mendatangkan syubahat (keraguan) kepadanya dan berpegang kepada perkara yang jelas lagi nyata kerana sesiapa yang menjauhi perkara syubahat maka sesungguhnya dia telah membersihkan agamanya dan maruah dirinya. Sebaliknya sesiapa yang terjatuh dalam perkara syubahat, maka dia telah jatuh dalam perkara yang haram.

5. Dalam setiap perkara sama ada dalam urusan keduniaan atau akhirat, seseorang itu hendaklah setiap individu berpegang dengan hukum asal yang diyakini dan menghilangkan syak serta ragu-ragu yang mengganggu fikiran.

6. Berusahalah memastikan sesuatu itu yang benar dan soheh bukan yang meragukan apatah lagi yang palsu atau penipuan scammer.

Maqam Sabar

“Sesungguhnya darjat yang tertinggi di dalam Maqam (kedudukan) sabar adalah menahan diri dari mengadu kepada selain Allah سبحانه وتعالى”.

[ Syeikh Abu Bakar Bin Salim ]


Jangan Takut Rezeki Direbut

Syeikh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian kitab Shahih Bukharinya menjelaskan bahwa janganlah sekali-kali kita berprasangka bahwa ada orang lain yang merebut rezeki darimu.

Semua makhluk Allah telah dijamin akan mendapatkan rezeki yang telah ditentukan jauh sebelum ia terlahir, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Artinya: "Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semua dijamin Allah سبحانه وتعالی rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Hud: 6).

Maka dari itulah, hendaknya seorang mukmin tidak usah ragu untuk mengajarkan keahliannya kepada orang lain, karena khawatir ia akan merebut rezeki darinya.

"Aku melihat sendiri beberapa orang dokter yang menyembunyikan kemahirannya dalam hal tertentu, sehingga ketika melakukan sebuah operasi kepada pasiennya, maka ia hanya membiarkan suster saja yang berada di dalam, tidak boleh ada dokter lain, khawatir dokter itu akan mengambil sir mihnah (rahasia profesi) darinya"— jelas Syeikh Yusri.

Kebakhilan dalam mengajarkan kebaikan ataupun keahlian yang dianggap bisa mengurangi jatah rezeki dari seseorang adalah merupakan salah satu tanda-tanda hari kiamat yang telah disebutkan oleh Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Imam Bukhari رضى الله عنه meriwayatkan, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Zaman itu semakin singkat, amal ibadah semakin berkurang, kebakhilan semakin merata, nampaklah fitnah dan cobaan, dan banyak sekali kematian"(HR. Bukhari).

Syeikh Yusri mengomentari hadits di atas, bahwa kebakhilan yang meraja lela di akhir zaman ini tidaklah hanya dalam masalah materi dan harta, akan tetapi juga dalam masalah ilmu, keahlian profesi, dan hal-hal yang lain.

Banyak dari mereka yang enggan untuk mengajarkan keahliannya kepada orang lain, hanya karena khawatir hal ini akan mengurangi jatah rezekinya.
Akan tetapi perlu mereka tahu, bahwa usaha boleh ditiru, akan tetapi rezeki tidak ada yang bisa ditiru, Wallahu A’lam.