Thursday, January 26, 2023

MENCARI SESUATU YANG MUSTAHIL

Berkata sebahagian kaum Sufi :

من طلب الطريق بلا دليل و لا عريف، لقد طلب المحالات

"Sesiapa mencari jalan (thariq) tanpa pemandu dan tak ada penunjuk jalan, sungguh ia mencari sesuatu yang mustahil."

[ Risalah Al-Nafhah Al-Saylaniyyah fi Al-Minhah Al-Rahmaniyyah; Karangan Al-Arifbillah Al-Syeikh Abu Al-Mahasin Yusuf Al-Taj Al-Khalwati رضى الله عنه ]


Tiga Harta Yang Paling Berharga di Dunia Ini


عَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه، قَالَ:
لَمـَّا نَزَلَتْ: ((وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ..)) قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وآله وسلم فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ، فَقَالَ بَعْضُ أَصْحَابِهِ: أُنْزِلَ فِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ مَا أُنْزِلَ، لَوْ عَلِمْنَا أَيُّ الْمـَالِ خَيْرٌ فَنَتَّخِذَهُ، فَقَالَ صلى الله عليه وآله وسلم: (( أَفْضَلُهُ لِسَانٌ ذَاكِرٌ، وَقَلْبٌ شَاكِرٌ، وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ تُعِينُهُ عَلَى إِيمَانِهِ ))


Daripada Thawbān رضي الله عنه, beliau berkata :

Tatkala turunnya ayat (al-Tawbah:34) :

“... Dan (ingatlah) orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak membelanjakannya pada jalan Allah, [maka khabarkanlah kepada mereka dengan (balasan) azab seksa yang tidak terperi sakitnya,” kami sedang berada bersama Baginda Nabi صلى الله عليه وآله وسلم di dalam permusafiran Baginda صلى الله عليه وآله وسلم].

Maka sebahagian daripada sahabat Baginda صلى الله عليه وآله وسلم berkata :

“Telah diturunkan ayat berkenaan emas dan perak sepertimana yang telah diwahyukan [dengan ancaman azab bagi mereka yang tidak membayar zakatnya]. Alangkah baiknya jika kami tahu apakah harta yang paling baik untuk kami memilikinya."

Baginda صلى الله عليه وآله وسلم bersabda :

“Harta yang paling baik ialah :

1. Lidah yang berzikir.
2. Hati yang bersyukur.
3. Isteri beriman yang membantu keimanannya.”


T: (al-Tirmidhī (279H): al-Jāmiʿ al-Kabīr (Sunan al-Tirmidhī)), No. 3094 [Lafaz di atas] dan beliau berkata: (هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ); (Ibn Mājah (273H): Sunan Ibn Mājah), No. 1856; (Aḥmad (241H): al-Musnad), No. 21886 & 21930; (al-Rūyānī (307H): Musnad al- Rūyānī), No. 620 & 623 dan lain-lain. [Status: Ṣaḥīḥ atau Hasan]

Dalam riwayat Ibnu Mājah, lafaznya berbunyi :

لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ

“Hendaklah setiap seorang daripada kamu [berusaha] untuk memiliki :

1. Hati yang bersyukur.
2. Lidah yang berzikir.
3. Isteri beriman yang membantu urusan akhirat[nya].”



Tuesday, January 17, 2023

KEBODOHAN DAN KELALAIAN

Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali رحمة الله تعالى mengatakan :

اعلم أنه لم يقصر بالخلق عن شكر النعمة إلا الجهل والغفلة

"Ingatlah, tidak ada hal yang membuat manusia gagal untuk bersyukur atas nikmat Allah kecuali kerana kebodohan dan kelalaian."

[ Kitab Ihya' 'Ulumuddin ]


AGAR DICUKUPI ALLAH TA'ALA


مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ الْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Dari Abu Mas'ud Al Anshari 
رضى الله عنه berkata, “Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barangsiapa membaca dua ayat dari akhir surah Al-Baqarah pada waktu malam, maka itu telah cukup (untuk melindunginya dari kejahatan yang dibenci)."

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفَيْ عَامٍ فَأَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ فَخَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ وَلَا يُقْرَأَانِ فِي دَارٍ ثَلَاثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبَهَا الشَّيْطَانُ قَالَ عَفَّانُ فَلَا تُقْرَبَنَّ

Dari An Nu'man bin Basyir رضى الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menulis kitab dua ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Kemudian Dia menurunkan dua ayat darinya dan menjadikan kedua ayat tersebut sebagai penutup dari surah Al-Baqarah. Maka tidaklah dua ayat itu dibaca di dalam rumah selama tiga malam kemudian setan tidak berani mendekatinya." Affan berkata, "Maka (rumah itu) tidak akan didekati (setan)."

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ بَيْتِ كَنْزٍ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِي

Dari Abu Dzar رضى الله عنه dia berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Aku telah diberi penutup surat Al-Baqarah dari harta simpanan di bawah Arsy, yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku."

Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

Aamanar rasuulu bimaa unzila ilaihi mir robbihii wal mu-'minuun, kullun aamana billaahi wa malaa-'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qoolụ sami-'naa wa atho-'naa gufroonaka rabbanaa wa ilaikal-mashiir (285)

Laa yukallifulloohu nafsan illaa wus-'ahaa, lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa mak-tasabat, rabbanaa laa tu-'aakhidznaa in nasiinaa au akh-tho-'naa, robbanaa wa laa taḥmil ‘alainaa ish-rong kamaa ḥamaltahụ ‘alal ladziina ming qoblinaa, rabbanaa wa laa tuḥammilnaa maa laa thooqota lanaa bih, wa-'fu ‘annaa, waghfir lanaa, war-hamnaa, anta maulaanaa fangshurnaa ‘alal qoumil kaafiriin (286)

Artinya :

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (285)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir.” (286)


TUHAN BERADA DIMANA PUN

"Tuhan berada dimana pun.
Dia juga hadir dalam tiap gerak.
Tapi, Tuhan tak bisa ditunjuk dengan ini dan itu.
Sebab wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang.
Walaupun sebenarnya Tuhan itu melampaui ruang."

[ Maulana Jalaluddin Ar-Rumi رحمة الله تعالى ]


JIWA MANUSIA IBARAT CERMIN

"Jiwa manusia itu ibarat cermin yang memantulkan bayangannya. Kebaikan akan membuat jiwa itu bercahaya, sedangkan keburukan akan membuatnya gelap."

[ Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali رحمة الله تعالى ]


DICABUT KEBERKAHAN

"Orang orang zaman sekarang, tatkala mereka saling berselisih, saling mendengki, saling membenci satu sama lain, maka musibah dan cobaan akan menimpa mereka, dan akan dicabut keberkahan dari mereka."

[ Al Habib Al Imam Al Quthb Abubakar Bin Muhammad As Seggaf رضى الله عنه ]

Dari kitab Da'wah Ila Kulli Syar'in Waf Bi Lisan Ibnil Asyraf (Majmu' Kalam Al Habib Al Imam Al Quthb Abubakar Bin Muhammad As Seggaf R.a), Karya & Kumpulan : Al Habib Muhammad Bin Hud As Seggaf R.a, Halaman : 107.


Monday, January 16, 2023

SHALAT ITU MUNAJAT DAN PEMBERSIHAN KALBU


الصلاة محل المناجاة ومعدن المصافات تتسع فيها ميادين الاسرار وتشرق فيها شوارق الانوار

"Shalat adalah tempat munajat dan wahana pembersihan kalbu. Di dalamnya hamparan rahasia begitu luas dan kilauan cahaya bersinar." 

- Syeikh Ibnu Atha'illah As-Sakandari, Al-Hikam.

Menurut Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi, munajat berarti keintiman dan percakapan lembut seorang hamba dengan Tuhannya. Shalat adalah media munajat bagi seorang hamba kepada Allah. Dengan munajat itu, Allah menampakkan sifat-sifat-Nya yang indah sebagai rahmat-Nya kepada para hamba dan seluruh alam semesta.

Dengan munajat tersebut Dia memasukkan ke dalam batin seorang hamba ilmu-ilmu laduni dan rahasia-rahasia pengetahuan. Shalat juga menjadi sarana komunikasi dan pertemuan, serta waktu melepas rindu seorang hamba kepada Tuhannya. Melalui shalat, seorang hamba menghadap Allah dengan segenap jiwa dan raga, mendatangi-Nya secara lahir dan batin sehingga dalam relung batinnya tak ada yang tersimpan sesuatu pun selain selain Dia.

Dengan shalat, Allah membersihkan hamba-Nya, yakni dengan memberinya kemampuan syuhud (penyaksian) dan mencurahkan karunia dan kebaikan-Nya. Inilah pembersihan yang paling tinggi. Semakin seseorang mendekati-Nya, maka Allah pun akan semakin lebih mendekatinya lagi. Di dalam shalat, ruang hati menjadi luas sehingga bisa menerima rahasia-rahasia yang berlimpah.

Seorang yang melakukan shalat akan diterangi dengan cahaya yang bersinar terang. Jika cahaya menyinari hati, maka hati itu akan menjadi lapang dan terbuka menerima berbagai ilmu dan makrifat. Itulah buah dari munajat dan pembersihan jiwa dalam shalat.

[ Syeikh Ibnu Atha'illah As-Sakandari, Al-Hikam, syarah Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi ]