Wednesday, August 21, 2019

AHLI IBADAH YANG RUGI

Ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya. Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah gagal melakukan solat tahajud.

Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu' untuk tahajud,
Abu dikejutkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang duduk di bibir telaganya.

Abu pun bertanya:

“Wahai hamba Allah, siapakah engkau....???”

Sambil tersenyum, sosok itu berkata:

“Aku Malaikat utusan Allah.”

Abu Bin Hasyim terkejut sekaligus bangga kerana kedatangan tamu malaikat mulia.

Dia lalu bertanya:

“Apa yang sedang kamu lakukan di sini....??????”

Malaikat itu menjawab:

“Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.”

Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya lagi:

“Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa.....?????”

Malaikat menjawab:

“Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”

Mendengar jawapan Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati
namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu.

“Wahai Malaikat, adakah namaku di situ....?????”

Abu sangat yakin bahawa namanya ada di buku itu, kerana mengingat amalan ibadahnya yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan solat tahajud setiap malam, berdoa dan bermunajat pada Allâh سبحانه وتعالی di sepertiga malam.

“Baiklah, aku buka,”

Kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tidak menemui nama Abu di dalamnya. Tidak percaya, Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi.

“Betul … namamu tidak ada di dalam buku ini...!!!!”
Kata Malaikat.

Abu bin Hasyim pun gementar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat.
Dia menangis dengan teruk sekali dan semahu-mahunya.

Selepas terhenti tangis sendunya, Abu berkata:

“Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah,” ratapnya.

Melihat itu, Malaikat berkata:

“Wahai Abu bin Hasyim.....!!!! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur. Mengambil air wudhu' dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tetapi ketahuilah tanganku dilarang Allâh menulis namamu.”

“Apakah yang menjadi penyebabnya???”
Tanya Abu bin Hasyim.

“Engkau memang bermunajat kepada Allâh, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga ke mana-mana dan asyik beribadah memikirkan hal dirimu sendiri sedangkan di kanan kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba Pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allâh...???” ...kata Malaikat itu.

Abu bin Hasyim seperti disambar petir bila mendengar penjelasan malaikat itu. Dia baru tersedar bahawa hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allâh semata (hablumminAllâh), tetapi juga sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.



No comments:

Post a Comment