Pertanyaan Syeikh al-Imam Syaqiq membuatkan isteri beliau terdiam. Sembari tersenyum, Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya : "Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik… Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula..!
Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik..! Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak lain hanya kepada yang Menciptakan semangka itu..!” Pertanyaan Syeikh al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari isterinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya.
Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi pun melanjutkan ucapannya : ”Bertaqwalah wahai isteriku, terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Allah memberikan keberkahan pada kita”. Mendengar nasehat suaminya itu sang isteri pun sadar, menunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan redha dengan apa yang telah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala tetapkan."
Pelajaran terpenting buat kita adalah bahwa setiap keluhan yang terucap sama saja kita tidak redha dengan ketetapan Allah سبحانه وتعالی, sehingga barakah Allah jauh dari kita. Karena Barakah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi Barakah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Allah dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita sukai atau sebaliknya.
No comments:
Post a Comment