Friday, July 26, 2019

BERUZLAH

Bismillah...


Al-Imam Ibnu Athaillah As-Sakandari رضى الله عنه dalam Syarah Hikam menyebutkan bahwa dalam diri manusia terdapat bahagian yang namanya Al-Qalbu (hati). Hati ini bisa membuat manusia sejahtera dan bisa pula membuat manusia sakit. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa hati ini pula yang membuat tumbuhnya iman, tempat berseminya makrifat kepada Allah سبحانه وتعالی dan berkembangnya rasa keikhlasan.

Berkembangnya rasa keikhlasan manusia sangat dipengaruhi oleh gersang tidaknya hati manusia. Kegersangan hati manusia hanya bisa terubati oleh kedekatan dirinya pada Allah سبحانه وتعال. . Bagaimana untuk bisa terus mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالی ? Hanya ada satu cara, yaitu beruzlah. Menurut Imam Ibnu Athaillah, yang dimaksud dengan uzlah adalah menghadapkan hati secara terarah khusus kepada Allah سبحانه وتعالی .

Dengan demikian, menurut Imam, hati akan terbebaskan dari masuknya gambaran-gambaran lain selain Allah سبحانه وتعالی. Menurut Syeikh Ahmad Zarruq رضى الله عنه , orang yang beruzlah terbagi dalam tiga bahagian. Pertama, orang yang beruzlah dengan hatinya saja sementara badannya tidak. Kedua, orang yang beruzlah badannya saja sementara hatinya tidak. Ketiga, orang yang beruzlah baik badan maupun hatinya.

Orang yang beruzlah menurut kriteria pertama adalah orang yang dapat memelihara hatinya dari keadaan sekitar dia. Meski hidup di tengah kemaksiatan, ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya. Orang yang beruzlah menurut kriteria kedua adalah orang yang terpengaruh oleh keadaan sekitarnya meskipun ia tinggal menyendiri. Sedangkan orang yang beruzlah menurut kriteria ketiga adalah orang yang benar-benar menjauhkan diri dari keadaan sekitarnya baik fizikal maupun hatinya.

Uzlah yang terbaik menurut Imam Ibnu Athaillah adalah uzlahnya Ahlun Nihayah atau manusia yang berada pada tingkat sempurna. Berdasar penjelasannya, orang yang berada pada tingkat ini, ciri-cirinya lebih dekat dengan pelaku uzlah yang masuk kelompok pertama. Orang yang masuk kriteria pertama ini hidupnya diibaratkan seekor ikan yang hidup di laut. Ikan laut tidak akan terasa masin walaupun ia hidup di air laut yang begitu masin. Begitulah hidup orang yang beriman, sangat dekat kepada Allah سبحانه وتعالی. Ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya yang penuh kemungkaran. Dia justeru terus melawan kemungkaran itu.

Dakwah baginya merupakan kewajiban dalam rangka mencegah kemungkaran dan menegakkan yang makruf (QS Ali Imran: 104, 110). Tentu saja dakwah yang dilakukan adalah dakwah yang sesuai dengan perintah Allah سبحانه وتعالی dan tuntunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dakwah yang mengajak manusia untuk beriman kepada Allah سبحانه وتعالی dengan cara memberi hikmah, memberi teladan yang baik, dan memperlakukan manusia dengan rasa kemanusiaan (QS An-Nahl: 125). Dengan dakwah seperti itu, manusia yang mendapatkan dakwahnya dapat melakukan uzlah untuk mencapai tingkat kesempurnaan (uzlah ahlun nihayah).

Mudah-mudahan, dengan beruzlah kita semua bisa mencapai derajat takwa yang juga sempurna. آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ


No comments:

Post a Comment