[ Al-Hikam, Al-Imam Asy-Syeikh Ibnu Atha'illah As-Sakandari قدس الله سره ]
Firman Allah سبحانه وتعالی : “Dan berapa banyak makhluk bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Surah al-Ankabut :60)
“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan solat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) di akhirat adalah bagi orang yang bertaqwa.”
(Surah ThaaHaa :132)
Sesungguhnya rezeki harta yang sudah, sedang mahupun akan kita terima, telah ditetapkan oleh Allah (qadha') di Luh Mahfudz. Namun bergantung kepada keyakinan serta sikap kita mengikut tahap keimanan dan ketaqwaan masing-masing. Itulah yang dimaksudkan oleh Syeikh Ibnu Atha'illah As-Sakandari قدس الله سره dengan perkataan 'apa yang telah dijaminkan bagimu'.
Sedangkan istiqamah dalam zikrullah, solat yang khusyu’, ikhlas dalam ibadah, penyerahan diri kepada Allah, atau menerima ujian dengan redha tidaklah Allah berikan dengan mudah jika kita tidak berjuang dengan keras, itulah yang dimaksud oleh beliau dengan 'kewajiban-kewajiban yang telah diamanahkan kepadamu.'
Oleh yang demikian, jika kita mengabaikan kewajiban sehingga tenaga dan kesempatan kita habis dipergunakan mencari perkara yang sudah dijamin oleh Allah سبحانه وتعالی, maka itulah yang disebut buta mata hati.
No comments:
Post a Comment