وَمِنَ الْعَجَائِبِ أَنَّ الْإِنْسَانَ فٍيْ حَالِ الْأَكْلِ تَقِلُّ خَوَاطِرُهُ، لِأَنَّ النَّفْسَ مُجْتَمِعَةٌ عَلَى مَطْلُوْبِهَا، فَإِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ تَفَتَّحَتْ عَلَيْهِ الْخَوَاطِرُ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ، لِأَنَّهُ خِلَافُ مَطْلُوْبِ النَّفْسِ، فَتَضِيْقُ مِنْهَا
"Ajaib sekali, manusia itu disaat makan jarang sekali timbul pikiran-pikiran yang mengganggu fokusnya, sebab makan adalah hal yang disukai oleh nafsu, namun ketika ia mahu mengerjakan shalat, terbukalah segala macam pikiran yang mengganggu dari segala arah, itu karena shalat tidak disenangi oleh nafsu, maka nafsu pun berat melakukannya."
[ Tatsbitul Fuad, jilid 2 hal. 174 ]
No comments:
Post a Comment