Tuesday, February 14, 2023

WAJIB MURID MERABITHAHKAN SYEIKH MURSYIDNYA

Asy Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi رحمة الله تعالى menyatakan wajibnya seorang murid terus-menerus merabithahkan ruhaniahnya kepada ruhaniah Syeikh gurunya yang mursyid, guna mendapatkan karunia dari Allah سبحانه وتعالی. Karunia yang didapati itu bukanlah karunia dari mursyid, sebab mursyid tidak memberi bekas. Yang memberi bekas sesungguhnya hanya Allah سبحانه وتعالی, sebab di tangan Allah سبحانه وتعالی sajalah seluruh perbendaharaan yang ada di langit dan di bumi, dan tidak ada yang dapat berbuat untuk men-tasaruf-kannya kecuali Allah سبحانه وتعالی. Hanya saja Allah سبحانه وتعالی men-tasaruf-kannya itu, melalui pintu-pintu atau corong-corong yang telah ditetapkan-Nya, antara lain melalui para kekasih-Nya, para wali-wali Allah سبحانه وتعالی yang memberikan syafaat dengan izin-Nya (Amin al Kurdi: 1994, hlm. 448).‎

Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi Al-Irbili رحمة الله تعالى mengatakan :

“Sesungguhnya rasa dekat dengan Syeikh Mursyid bukan dikarenakan dekat zatnya, dan bukan pula karena mencari sesuatu dari pribadinya, tetapi karena mencari hal-hal yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya (kedudukan yang telah dilimpahkan Allah atasnya) dengan mengi’tiqadkan (meyakini) bahwa yang membuat dan yang berbekas hanya semata-mata karena Allah Ta’ala seperti orang faqir berdiri di depan pintu orang kaya dengan tujuan meminta sesuatu yang dimilikinya sambil mengi’tiqadkan bahwa yang mengasihi dan memberi nikmat hanya Allah yang mempunyai gudang langit dan bumi, serta tidak ada yang menciptakan selain dari-Nya. Alasan ia berdiri di depan pintu rumah orang kaya itu karena ia meyakini bahwa di sana ada salah satu pintu nikmat Allah yang mungkin Allah memberikan nikmat itu melalui sebab orang kaya itu”. (Tanwirul Qulub : 527)


No comments:

Post a Comment