Wednesday, March 27, 2019

FUTUHUL GHAIB - Risalah 13

Jangan berupaya menjarah sesuatu rahmat, dan jangan pula berupaya menangkis datangnya sesuatu bencana. Rahmat akan datang kepadamu jika ia sudah ditakdirkan untukkmu, baik kau suka atau pun tak suka. Bencana akan menimpamu, jika itu takdir bagimu, entah suka atau tak suka, dan kau cuba menangkisnya dengan do'a, atau menghadapinya dengan kesabaran dan keteguhan hati demi mendapatkan keredhaan-Nya.

Berpasrahlah dalam segala hal, agar Ia bertindak melalui dirimu. Jika itu suatu rahmat, bersyukurlah. Dan jika itu suatu bencana, bersabarlah, atau cuba tumbuhkanlah kesabaran dan keterikatan dengan Allah dan keredhaan-Nya.

Atau cuba rasakanlah rahmat-Nya di dalam bencana ini, atau menyatulah sedapat mungkin dengan-Nya lewat hal ini, lewat semua sarana spiritual yang kau miliki. Di dalamnya, kau akan digerakkan dari satu maqam ke maqam yang lain dalam perjalananmu menuju Allah, iaitu dalam upaya mentaati dan berakrab dengan perintah sehingga kau dapat berjumpa dengan yang Maha Besar.

Lalu, kau ditempatkan di maqam yang sebelumnya telah dicapai oleh para Shiddiq, para Syahid dan para Shaleh. Maknanya, kau mencapai keakraban sedemikian rupa dengan Allah hingga memungkinkanmu melihat maqam orang-orang yang telah mendahuluimu menghadap Sang Raja, Penguasa Kerajaan yang Agung, dan orang-orang yang dekat dengan-Nya dan telah menerima segala kenyamanan, kesenangan, keamanan, kehormatan dan rahmat dari-Nya.

Biarkanlah bencana itu datang, dan jangan rintangi jalannya. Jangan menghadapinya dengan doa. Jangan merasa gundah atas kedatangan dan penghampirannya, kerana panas apinya tak lebih mengerikan daripada kobaran api neraka.

Mengenai manusia terbaik, dan yang terbaik di atas bumi, dan di kolong langit ini, Rasulullah ﷺ, diriwayatkan, bersabda : "Sungguh, api neraka akan berseru kepada orang-orang beriman 'Wahai mu'min, cepatlah berlalu kerana cahayamu mematikan nyala apiku."

Nah, bukanlah nur seorang mu'min yang mematikan nyala api neraka itu, adalah cahaya yang kita temui padanya di dunia ini, dan yang membedakan yang patuh kepada Allah dan yang kafir ? Cahaya inilah yang memadamkan kobaran bencana. Sedang kesejukan kesabaranmu dan kepatuhanmu kepada Allahlah yang memadamkan panas yang bakal menimpamu.

Jadi, bencana yang menimpamu bukanlah untuk menghancurkanmu, tapi mengujimu, mengukuhkan imanmu, menguatkan pilar-pilar keyakinanmu, dan memberimu secara rohani, khabar baik dari-Nya tentang kehendak-Nya atasmu. Allah berfirman : "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antaramu; dan agar kami nyatakan hal ehwal kalian." (QS: 47:31).

Nah, bila keimananmu dengan Allah terbukti dan sedemikian sesuai dengan ketentuan-Nya - dan hal ini berkat pertolongan-Nya - maka kau meski tetap bersabar, serasi dengan-Nya dan penuh taat kepada-Nya. Jangan biarkan segala pelanggaran terhadap perintah dan larangan-Nya, baik oleh dirimu sendiri mahupun orang lain. Bila datang perintah-Nya, dengarkanlah dengan saksama dan segeralah melaksanakannya. Bertindaklah, jangan diam, jangan pasif di hadapan takdir Yang Maha Kuasa, tapi curahkanlah kekuatanmu dan berupayalah memenuhi perintah itu.

Jika kau tak mampu melaksanakan perintah itu, jangan membuang-buang waktu, segeralah kembali kepada Allah. Berlindunglah kepada-Nya, rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya, mohonlah ampunan-Nya. Cuba carilah sebab ketakmampuanmu melaksanakan perintah-Nya, dan untuk terjauhkan dari berbangga atas kepatuhanmu kepada-Nya. Mungkin ketakmampuanmu ini disebabkan oleh prasangka-prasangka buruk, atau oleh sikap tak layakmu dalam kepatuhanmu kepada-Nya atau oleh kebanggaanmu, atau oleh kebertumpuanmu pada daya upayamu sendiri, atau oleh perbuatanmu sendiri menyekutukan-Nya dengan dirimu sendiri atau dengan makhluk-Nya. Akibatnya, Ia menjauhkanmu dari pintu-Nya dan menolak kepatuhanmu kepada-Nya. Lalu Ia tutup pintu pertolongan bagimu, Ia palingkan kemurahan wajah-Nya dari dirimu. Ia menjadi marah kepada-Mu, dan menjauhkan diri darimu. Dibiarkan-Nya, kau sibuk dengan cubaan-cubaanmu di dunia ini, dengan kedirianmu. Tak tahukah kau, bahawa hal ini membuatmu lupa akan Tuhanmu, dan menutupimu dari penglihatan-Nya, Ia yang telah menciptakanmu, memeliharamu, dan mengurniaimu sedemikian banyak ni'mat. Waspadalah agar segala sesuatu selain Allah ini tak memisahkanmu dari-Nya. Maka, jangan mengutamakan sesuatu selain Allah, sebab Dia menciptakanmu semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Maka janganlah berlaku aniaya terhadap diri sendiri, sehingga disibukkan oleh segala yang bukan perintah-Nya. Yang demikian itu, menjerumuskanmu ke dalam api neraka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan, dan kau pasti menyesal, tapi penyesalanmu tiada guna dan kau berdalih, tapi tiada dalih yang diterima. Kau menangis minta pertolongan, tapi takkan ada pertolongan. Kau cuba menyenangkan Allah, tapi sia-sia.

Kau minta dikembalikan ke dunia, untuk mempersiapkan bekal dan menebus kesalahan, tapi sia-sia. Kasihanilah dirimu, dan gunakanlah segala sarana untuk mengabdi kepada Tuhanmu, seperti akalmu, keimananmu, kecerahan ruhanimu, dan ilmu yang dikurniakan kepadamu. Dan berupayalah menerangi lingkunganmu dengan cahaya ini semua di tengah-tengah kehampaan tujuan. Pegang teguhlah semua perintah dan larangan Allah, dan lewatilah, di bawah petunjuk keduanya, jalan menuju Tuhanmu, Ia yang telah menciptakan dan menumbuhkanmu. Jangan kufur ni'mat kepada-Nya, Ia yang telah menciptakanmu dari debu, dan dari setitis mani dijadikan-Nya kau seorang manusia sempurna. Janganlah menghendaki yang bukan perintah-Nya, dan jangan menganggap sesuatu itu buruk, bila tak tegas-tegas diharamkan-Nya. Bila kau serasi dengan perintah-Nya, seluruh makhluk hormat kepadamu. Bila kau menghinakan segala yang dilarang oleh Allah, maka segala yang tak nampak lari menjauhimu, di manapun kau berada. Allah telah berfirman : "Wahai bani Adam, Akulah Allah, tak ada ilah (sesembahan) selain Aku. Bila Aku katakan 'Jadilah', maka ia akan maujud. Patuhilah Aku, maka akan Ku-sempurnakan kamu, sehingga bila kau berkata 'Jadilah', ia akan maujud."

"Wahai bumi, hormatilah orang-orang yang memujiku, dan susahkanlah orang-orang yang memujamu."

Maka, bila datang sesuatu yang diharamkan-Nya, berlakulah bagai seorang yang longlai sendi-sendi tulangnya, yang kehilangan kekuatan jasmaninya, yang remuk hatinya, yang tak berghairah, yang terlepas dari pesona-pesona duniawi dan dari segala nafsu haiwani, bak pelataran gelap nan tak terurus, bak gedung tak berpenghuni yang atapnya sudah jebol, yang di dalamnya tak ada jejak-jejak kemaujudan haiwani. Berlakulah bagai seorang tuli sejak lahir, bagai seorang buta sejak lahir, seakan bibirmu penuh bengkak nan ngeri, seakan lidahmu bisu dan kasar, seakan gigimu bernanah penuh nyeri dan tanggal, seakan kedua tanganmu lumpuh dan tak kuasa memegang sesuatu pun, seakan kakimu gemetar dan penuh luka, seakan kemaluanmu lumpuh, seolah perutmu kekenyangan, seakan akalmu gila, dan tubuhmu seakan mayat tengah diangkut ke kubur.

Maka, kau mesti segera mendengarkan dan menunaikan semua perintah-Nya, sebagaimana kau mesti enggan tak berghairah terhadap semua yang diharamkan-Nya, dan berlaku bagai mayat, pasrahlah terhadap ketentuan-Nya. Nah, teguklah sirup ini, ambillah ubat ini, dan aturlah makanmu, agar kau terbebas dari kedirian, sembuhkanlah dirimu dari segala penyakit dosa, dan lepaskanlah dirimu dari belenggu nafsu, dan dengan demikian terperbaruilah dirimu menjadi peribadi yang ruhaninya sihat dan sempurna.


No comments:

Post a Comment