Sesungguhnya doa orang yang berpengetahuan ruhani kepada Allah Yang Maha Kuasa
lagi Maha Agung, tak dikabulkan, dan setiap janji yang dibuat kepadanya tak
dipenuhi, agar ia tak hancur kerana keterlalu-optimisan. Sebab setiap keadaan
atau maqam ruhani mempunyai ketakutan dan harap. Dengan demikian, orang yang
berpengetahuan ruhani mengalami kedekatan dengan-Nya, sehingga ia tak
menghendaki sesuatu pun selain Allah. Maka permohonan (sang pengabdi) agar
doanya diterima dan janji kepadanya dipenuhi, bertentangan dengan jalan dan
keadaannya.
Ada dua sebab untuk ini. Pertama ia tak diatasi oleh harapan
dan khayal diri melalui rencana tinggi Allah, dan lupa akan kebaikannya dalam
penghampirannya kepada Allah, sehingga ia hancur. Kedua, hal itu sama dengan
menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Sebab tak satu pun di dunia ini sepenuhnya
bebas dari dosa, kecuali para Nabi. Kerana inilah, Ia tak selalu mengabulkan
doanya dan tak memenuhi janji kepada sang pengabdi, agar ia tak meminta sesuatu
pun atas dorongan hawa nafsunya tanpa mematuhi perintah-perintah-Nya, yang di
dalamnya terletak kemungkinan kesyirikan, dan dalam setiap keadaan, langkah dan
maqam sang salik banyak kemungkinan berbuat kesyirikan. Tetapi bila doanya
selaras dengan perintah, maka hal itu mendekatkan manusia kepada Allah, semisal
salat, puasa, kewajiban-kewajiban lainnya, sunnah serta kewajiban tambahan,
sebab dalam hal-hal ini ada kepatuhan kepada perintah.
No comments:
Post a Comment